
Bisalanews.id, Parmout – Menyikapi keluhan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terkait ketidakseimbangan penempatan tenda pada Festival Teluk Tomini (FTT) 2025, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Parigi Moutong, Faradiba Zaenong, memberikan pernyataan resmi dan mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan event tersebut.
Faradiba menegaskan bahwa UMKM bukan hanya peserta yang meramaikan kegiatan, tetapi merupakan fondasi ekonomi daerah dan nasional yang wajib mendapatkan perlakuan setara dan fasilitas yang layak.
“UMKM adalah tulang punggung negara. Lebih dari 60 persen PDB Indonesia disumbang oleh sektor ini, dan hampir 97 persen tenaga kerja berasal dari UMKM.
Dengan kontribusi sebesar ini, mereka harus mendapatkan tempat yang pantas—bukan ditempatkan di area yang membuat mereka merasa dianaktirikan,” tegas Faradiba.
Ia memahami bahwa penataan tenda FTT hari ini sudah selesai dan tidak memungkinkan dilakukan perubahan. Namun, menurutnya, situasi yang terjadi harus menjadi alarm penting bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan event besar di daerah.
“Acara hari ini sudah berjalan, tentu tidak bisa diubah lagi. Tetapi untuk ke depan, Kadin mendorong adanya standar penempatan UMKM yang lebih adil, transparan, dan mempertimbangkan kepentingan pelaku usaha kecil,” ujarnya.
Faradiba juga mengingatkan bahwa UMKM membutuhkan dukungan penuh dalam bentuk lokasi yang strategis agar mereka dapat meningkatkan penjualan, memperluas pasar, dan memperkenalkan produk lokal kepada pengunjung.
“Suara UMKM harus menjadi prioritas dalam setiap perencanaan event besar. Mereka adalah kekuatan ekonomi terbesar daerah ini, dan tugas kita adalah memastikan mereka tidak hanya hadir, tetapi benar-benar mendapatkan manfaat,” tegasnya.
Dengan pernyataan ini, Kadin Parigi Moutong berharap penyelenggara FTT maupun event lainnya dapat menjadikan aspirasi UMKM sebagai dasar pembenahan tata kelola kegiatan di masa depan.















